Laman

Sabtu, 11 Desember 2010

tugas remidi Bahasa Arab

Na’at (sifat)
Na’at adalah jenis tawabi yang disebutkan untuk menjelaskan sifat dari isim syang disifati. Sehingga fungsi dari na’at adalah untuk menerangkan sifat dari isim yang disifati.
Contoh :

وَلَعَبْدٌ مُُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ
(wa la’abdun mu`minun khoirun men musyrikin)
Dan sungguh hamba yang mukmin lebih baik dari orang musyrik
Kata وَلَعَبْدٌ marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai mubtada.
Kata مُُؤْمِنٌ marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai na’at.
Kata خَيْرٌ marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai khobar.
مرَرْتُ بِرَجُلٍ كَرِيْمٍ
(marortu bi rojulin kariimin) aku berpapasan dengan laki-laki yang terhormat

Kata كَرِيْمٍ majrur dengan kasroh, isim mufrod sebagai na’at
إِشْتَرَيْتُ كِتَابًا جَدِيْداً 
(isytaroitu kitaaban jadiidan) aku memebeli kitab yang baru
Kata جَدِيْداً manshub dengan fathah, isim mufrod sebagai na’at.

Catatan
  •  Na’at atau sifat, mengikuti isim sebelumnya dalam 4 hal, yaitu
            
  •   Dalam I’robnya, contoh :

            الْكِتَابُ الْجَدِيْدُ
                (alkitaabu aljadiidu)= kitab yang baru
            رَأََيْتُ كِتَابًا جَدِيْدًا
                (roaitu kitaaban jadiidan)= aku melihat kitab yang baru

               Dalam jenisnya (mudzakkar atau muannats), contoh :

            اَلرَّجُلُ الصَّالِحُ
                (arrojulu ashshoolihatu)=laki-laki yang sholeh
            اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
                (almar`atu ashsholihatu)=wanita yang sholehah

              
  •  Dalam bilangannya (mufrod, mutsanna atau jamak),contoh :

            رَجُلٌ صَالِحٌ
                (rojulun sholihun)=laki-laki yang sholeh
            رَجُلاَنِ صَالِحَانِ
                (rojulaani sholihaani)= dua laki-laki yang sholeh
            رِجَالٌ صَالِحُوْنَ 
                (rijaalun sholihuuna)=banyak laki-laki yang sholeh

                Dalam nakiroh atau ma’rifatnya, contoh :

            اَلْمَسْجِدُ الْكَبِيْرُ (almasjidu alkabiiru)=masjid yang besar
            مَسْجِدٌ كَبِيْرٌ (masjidun kabiirun)=masjid yang besar

  • Setiap jumlah yang terletak setelah isim nakiroh, maka jumlah tersebut adalah na’at

          Contoh :

            جَنَّاتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهَارُ
            (jannaatin tajrii min tahtihal anhaaru)(
            surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai

            Jumlah fi’liyah تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهَار merupakan na’at dari kata جَنَّاتٍ, sehingga diartikan “surga yang”.

  • Jika isim yang disifati berupa isim jamak yang tidak berakal, maka na’at boleh berupa mufrod muannats atau jamak muannats.


KALIMAH ISIM
A. Definisi
Kalimah Isim adalah kata yang menunjukkan benda.
Kalimah Isim terdiri dari beberapa jenis seperti terlihat dalam tabel berikut
مُفْرَد - مُثَنَّى - جَمْع
MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dual) - JAMAK
Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:
1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.
Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( نِ ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:
Mufrad
Tarjamah
Mutsanna
Tarjamah
رَجُلٌ
= seorang laki-laki
رَجُلاَنِ
= dua orang laki-laki
جَنَّةٌ
= sebuah kebun
جَنَّتَانِ
= dua buah kebun
مُسْلِمٌ
= seorang muslim
مُسْلِمَانِ
= dua orang muslim
مُسْلِمَةٌ
= seorang muslimah
مُسْلِمَتَانِ
= dua orang muslimah
Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:
1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang bentuknya beraturan:
Mufrad
Tarjamah
Jamak
Tarjamah
اِبْنٌ
= seorang putera
بَنُوْنَ
= putera-putera
بِنْتٌ
= seorang puteri
بَنَاتٌ
= puteri-puteri
مُسْلِمٌ
= seorang muslim
مُسْلِمُوْنَ
= muslim-muslim
مُسْلِمَةٌ
= seorang muslimah
مُسْلِمَاتٌ
= muslimah-muslimah



2. JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak beraturan:
Mufrad
Tarjamah
Jamak
Tarjamah
رَسُوْلٌ
= seorang rasul
رُسُلٌ
= rasul-rasul
عَالِمٌ
= seorang alim
عُلَمَاءُ
= orang-orang alim
رَجُلٌ
= seorang laki-laki
رِجَالٌ
= para laki-laki
اِمْرَأَةٌ
= seorang perempuan
نِسَاءٌ
= perempuan-perempuan
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!
Mubtada dan Khabar

Mubtada ialah isim marfu' yang bebas dari amil lafazh, sedangkan khabar ialah isim marfu' yang di-musnad-kan kepada mubtada, contohnya seperti perkataan: (Zaid berdiri); (dua Zaid itu berdiri); dan (Zaid-Zaid itu berdiri).
Maksudnya: Mubtada itu isim marfu' yang kosong atau bebas dari amil lafazh, yakni: yang me-rafa'-kan mubtada itu bukan amil lafazh, seperti fa'il atau naibul fa'il, melainkan oleh amil maknawi, yaitu oleh ibtida atau permulaan kalimat saja.
Sedangkan khabar adalah isim marfu' yang di-musnad-kan atau disandarkan kepada mubtada, yakni tidak akan ada khabar kalau tidak ada mubtada dan mubtada itulah yang me-rafa'-kan khabar,seperti lafazh: (Zaid berdiri). Lafazh menjadi mubtada yang di-rafa'-kan oleh ibtida, tanda rafa'-nya dengan dhammah karena isim mufrad. Sedangkan lafazh menjadi khabar-nya yang di-rafa'-kan oleh mubtada, tanda rafa'-nya dengan dhammah karena isim mufrad.
(Dua Zaid itu berdiri). Lafazh menjadi mubtada yang di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan alif karena isim tatsniyah. Sedangkan lafazh menjadi khabar yang di-rafa'-kan oleh mubtada, tanda rafa'-nya dengan alif karena isim tatsniyah.
(Zaid-Zaid itu berdiri). Lafazh mubtada dan menjadi khabar-nya, di-rafa'-kan dengan memakai wawu karena jamak mudzakkar salim.
Kata nazhim:
Mubtada ialah isim yang selamanya di-rafa'-kan dan terbebas dari setiap lafazh yang menjadi amil.
Sedangkan khabar ialah isim yang marfu' di-musnad-kan (disandarkan) kepada mubtada karena sesuai pada lafazhnya.
Sedangkan kalimat yang I'rabnya ditandai dengan huruf yakni  واو, الف, ياء  dan نون adalah:
1.      Isim tasniyah
2.      Jama'mudzakar Salim
3.      Isim-isim lima
4.      Fiil-fiil lima
A.    Isim Mufrad
1.      Ta'rifnya
اِسْمٌ يَدُلُّ عَلى وَاحِدٍ وَلَيْسَ مِنَ الاَسْمَاءِ الخَمْسَةِ
Kalimat isim yuang menunjukan pada satu dan bukan termasuk bentuk-bentuk isim-isim lima. Contoh:
مُدَرِّسٌ, الوَرْدَةُ, القِرْطَاسُ, جَامُوْسٌ, اَحْمَدُ, سِكِّيْنٌ, رِسَالَةٌ.
Dari ta'rif isim mufrad tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa isim-ism lima seperti kata ابوك, اخوك, حموك , dan yang lainnya bukanlah termasuk isim mufrad meskipun menunjukan pada makna satu.
2.      Pembagiannya
Isim mufrad secara garis besar terbagi pada dua, yaitu:
· الأسم المفرد المنصرف artinya isim mufrad yang bisa menerima tanwin, dan isim inilah yang termasuk dalam pembahasan ini.
· الأسم المفرد غير المنصرف artinya isim mufrad yang tidak bisa menerima tanwin, sebagaimana yang akan dijelaskan secara khusus di dalam pembahasan isim ghair munsharif.

ابِى      : اِسْمٌ مُفْرَدٌ مَخْفُوْضٌ وَعَلاَمَةُ خَفْضِهِ كَسْرَةٌ مَقَدَّرَةٌ فى اَخِرِهِ لأَنَّهُ مَخْفُوْضٌ بِمِنْ
B.     Isim tasniyah
1.      Ta'rifnya
اِسْمٌ يَدُلًّ عَلى اِثْنَيْنِ بِزِيَادَةِ الِفٍ وَنُوْنٍ اَوْ يَاءٍ وَ نُوْنٍ فى اخِرِهِ
Kalimat isim yang menunjukan kepada dua dengan tambahan alif dan nun atau ya dan nun di akhirnya.
Di dalam membentuk isim tasniyah, ketika menambahkan ya dan nun, maka ya harus berada sesudah harkat fathah dan seluruh nun tambahannya harus berharkat kasrah. Contoh:
دَجَاجتَانِ- دَجَاجتَينِ                          التَّاجِرَانِ- التَّاجِرَينِ
قِطَّانِ- قِطَّيْنِ                                  مُجْتَهِدَانِ- مُجْتَهِدَيْنِ

C.    Jama' Taktsir
1.   Ta'rifnya
اِسْمٌ يَدُلُّ عَلى كَثْرَةٍ بِتَغْيِيْرِ بِنَاء مُفْرَدٍ
Kalimat isim yang menunjukan makna banyak dengan cara merubah bentuk mufradnya. Contoh:
 بَيْتٌ = بُيُوْتٌ             كِتَابٌ = كُتُبٌ              عِلْمٌ = عُلُوْمٌ
نَبِيٌّ = أَنْبِيَاءُ              جَبَلٌ = جِبَالٌ              مَرِيْضٌ = مَرْضَى
غُرْفَةٌ = غُرَفٌ            قَلْبٌ = قُلُوْبٌ              عَالِمٌ = عُلَمَاءُ
وَلَدٌ = اَوْلَادٌ               مَسْجِدٌ = مَسَاجِدُ                   طَالِبٌ = طُلَّابٌ
2.   Pembagiannya
Pembagian jama' taktsir itu sama dengan isim mufrad yaitu ada yang munsharif dan ada yang ghair munsharif. Yang merupakan pembahasan dalam masalah ini adalah jama' taktsir yang munsharif.
3.   Hukum I'rabnya
Hukum I'rab jama' taktsir adalah ketika sedang rafa', tanda rafa'nya dengan dlommah, nashab tandanya dengan fathah dan khofadl tandanya dengan kasrah.
Dlommah, fathah dan kasrah yang menjadi tanda bagi jama' taktsir itu ada yang dhohir dan ada yang muqaddar.
· Contoh yang dhohir
كَانَ الأَبَاءُ يُمَرِّنُوْنَ الأَوْلَادَ عَلى الأَخْلَاقِ الحَسَنَةِ
اصْبَحَ التُّجَّارُ ذَاهِبِيْنَ الى اَسْوَاقٍ مَعَ اَمْوَالِهِم
قَالَ اللّه تَعَالى : وَلَقَدْ زَيَّنَا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ
الأَبَاء   : جَمْعُ تَكْسِيْرٍ مَرُفُوْعٌ وَعَلَامَةُ رَفْعِهِ ضَمَّةٌ ظَاهِرَةٌ فى اَخِرِهِ لاَنَّهُ اِسْمُ كَانَ
الأَوْلَاد  : جَمْعُ تَكْسِيْرٍ مَنْصُوْبٌ وَ عَلَامَةُ نَصْبِهِ فَتْحَةٌ ظَاهِرَةٌ فى اَخِرِهِ لاَنَّهُ مَفْعَوْلٌ بِهِ
امْوال   : جَمْعُ تَكْسِيْرٍ مَخْفُوضٌ وَ عَلَامَةُ خَفْضِِهِ كَسْرَةٌ ظَاهِرَةٌ فى اَخِرِهِ لاَنَّهُ مُضَافٌ الَيهِ 
· Contoh yang muqaddar
هَذِهِ كُتُبِى                  قَرَأْتُ كُتُبِى                اَفْهَمُ الاشْيَاءَ مِنْ كُتُبِى
كِتُبِى    : جَمْعُ تَكْسِيْرٍ مَرُفُوْعٌ وَعَلَامَةُ رَفْعِهِ ضَمَّةٌ مَقَدَّرَةٌ ٌ فى اَخِرِهِ لاَنَّهُ خَبَرٌ
D.    Jama' Musdzakar Salim
1  Ta'rifnya:
اِسْمٌ يَدُلُّ عَلى كَثْرَةٍ بِزِيَادَةِ وَاوٍ وَنُوْنٍ اَوَ يَاءٍ وَ نُوْنٍ فِى اَخِرِهِ
Kalimat isim yang menunjukan makna banyak dengan cara ditambahkan wau dan nun atau ya dan nun di akhir mufradnya.
Ya yang menjadi tambahan jama' mudzakar salim harus berada setelah harkat kasrah dan nun tambahannya difathahkan. Contoh:
فَرِيْدٌ= فَرِيْدُونَ  ـ  فَرِيْدِيْنَ        مُجْتَهِدٌ  = مُجْتَهِدُوْنَ ـ مُجْتَهِدِيْنَ   مُنْفِقُ = المُنْفِقُوْنَ ـ المُنْفِقِيْنَ

2.      Materi pembentukannya
Kalimat-kalimat isim yang mufrad bisa dijadikan jama' mudzakar salim jika kalimat mufrad tersebut merupakan:
a)      Nama bagi mudzakar (laki-laki), berakal, tidak dimasuki ta tanits (tanda Muannats) dan tidak di-tarkib (gabungan dua kata yang dianggap satu kata). Contoh:
زَيْدٌ = زَيْدُوْنَ - زَيْدِيْنَ            مُحَمَّدٌ = مُحَمَّدُوْنَ - مُحَمَّدِيْنَ
Oleh karena itu, kata semacam لاَحِقٌ,وَلَدٌ, مَرْيَمُ, طَلْحَةُ (nama seekor kuda) dan عَبْدُ اللّه, tidak bisa dijamakan pada jama' mudzakar salim.
b)     Sifat bagi mudzakar, berakal dan tidak dimasuki ta taints serta tidak masuk pada wazanاَفْعَلُ, فَعْلاءُ, فَعْلانُ  dan فَعْلى contoh:
قَائِمٌ = قَائِمُونَ - قَائِمِيْنَ                              مَتَكَاسِلٌ = مَتَكَاسِلُونَ - مَتَكَاسِلُينَ
maka kata semacam سَابِق, حائِضٌ (sifat kuda balap), عَطْشَى,عَلَّامَةُ, اَحْمَرُ, كَسْلانُ, حَمْرَاء tidak bisa dijamakan pada jama' mudzakar salim.
3.      Hukum I'rabnya
Jama' mudzakar salim dalam keadaan rafa' tandanya dengan wawu, nashab dan khafad tandanya dengan ya. Contoh:
بَاتَ المُذْنِبُوْنَ تَائِبِيْنَ وَ الخُسْرَانُ لِلْقَانِطِيْنَ
أَرْشَدَ المُدَرِّسُوْنَ المُتَمَرِّدِيْنَ
يُثَابَ الصَّائِمُونَ مَا دَامُو مُخْلِصِيْنَ
قَالَ اللّه تَعَالى : يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَ لا بَنُوْنَ
المُذْنِبُوْنَ  : جَمْعُ المُذَكَّرِ السَّالِمُ وَ هُوَ مَرفُوْعٌ وَعَلَامَةُ رَفْعِهِ الواوُ نِيَابَةً عَنِ الضَّمَّةِ لاَنَّهُ اِسْمُ بَاتَ
المُتَمَرِّدِيْنَ  : جَمْعُ المُذَكَّرِ السَّالِمُ وَ هُوَ مَنْصُوْبٌ وَ عَلَامَةُ نَصْبِهِ اليَاءُ نِيَابَةً عَنِ الفَتْحَةِ لأَنَّهُ مَفْعُوْلٌ بِهِ






C. Jamak

Adalah isim yang menunjukkan bilangan lebih dari 2 atau banyak.

Jamak terbagi menjadi tiga, ada yang disebut dengan jamak mudzakkar salim, jamak muannats salim dan jamak taksir.

- Jamak mudzakkar salim

Jamak yang menunjukkan laki-laki yang dibuat dengan cara menambahkan huruf و (wau) + ن (nun) atau ي (ya) + ن (nun) pada isim mufrodnya.

Contoh:

كَافِرٌ (kaafirun) menjadi كَافِرُوْنَ/كَافِرِيْنَ (kaafiruuna/kaafiriina) =orang-orang kafir

- Jamak muannats salim

Jamak yang menunjukkan perempuan yang dibuat dengan cara menambahkan huruf ا (alif) + ت (ta) pada akhir isim mufrodnya.

Contoh :

مُدَرِّسَةٌ (mudarrisatun) menjadi مَدَرِّسَاتٌ (mudarrisaatun) = guru-guru perempuan

- Jamak taksir
Jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya. Dalam jamak ini, tidak ada kaidah untuk membuat jamak taksir seperti jamak mudzakkar atau muannats salim. Sehingga untuk mengetahuinya dengan menggunakan kamus atau banyaknya membaca dan menelaah kitab.

Contoh :

قَلْبٌ (qolbun) menjadi قُلُُوْبٌ (quluubun) = hati

رَسُوْلٌ (rosuulun) menjadi رُسُلٌ (rusulun) = rosul

عَالِمٌ (‘aalimun) menjadi عُلَمَاءُ (‘ulamaa u) = orang yang berilmu
Catatan:
Suatu isim mufrod hanya mempunyai salah satu bentuk jamak, entah itu jamak mudzakkar saja, jamak muannats saja atau jamak taksir saja, dan sangat jarang ditemukan suatu isim mufrod yang mempunyai dua bentuk jamak, walaupun ada isim mufrod yang mempunyai dua isim jamak sekaligus, seperti kata ناصر (naashirun)=orang yang menolong.
ناصر (naashirun) menjadi ناصرون (naashiruuna) = jamak mudzakkar salim
ناصر (naashirun) menjad أنصار (anshoorun) = jamak taksir

A. Definisi:
Kalimah Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang). Hampir seperti pengertian kata kerja dalam bahasa Indonesia, namun ada perbedaan sedikit.
Contoh:
bekerjalah
اُفْعُــلْ
Sedang/ akan bekerja
يَفْــعُــلُ
Telah bekerja
فَــعَــلَ
3. Fi’il Amr
Tashrif Fi'il Amr
اُكْتُبْ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنْتَ
اُكْتُبَا: Fa’ilnya adalah alif
اُكْتُبُوْا: Fa’ilnya adalah wawu
اُكْتُبِِيْ: Fa’ilnya adalah ya’
اُكْتُبَا: Fa’ilnya adalah alif
اُكْتُبْنَ: Fa’ilnya adalah nun

Contoh:
اُكْتُبْ الدَّرْسَ
Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنْتَ
اِحْفَظُوْا الْقُرْءَانَ
Fa’il dari kalimat ini adalah wawu
اِرْجِعْنَ إِلَى بُيُوتِكُنَّ
Fa’il dari kalimat ini adalah nun
2. Fi’il Mudhori’
Tashrif Fi'il Mudhori
يَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ
يَكْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif
يَكْتُبُوْنَ: Fa’ilnya adalah wawu
تَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هِيَ
تَكْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif
يَكْتُبْنَ: Fa’ilnya adalah nun
تَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir taqdirnya أَنْتَ
تَكْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif
تَكْتُبُوْنَ: Fa’ilnya adalah wawu
تَكْتُبِِيْنَ: Fa’ilnya adalah ya’
تَكْْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif
تَكْتُبْنَ: Fa’ilnya adalah nun
أَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنَا
نَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya نَحْنُ
Contoh:
مُحَمَّدٌ يَرْكَبُ الْحِصَانَ
Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ
الْمُمَرِّضَاتُ يَدْخُلْنَ الْمُسْتَشْفَى
Fa’il dari kalimat ini adalah nun
نَكْتُبُ الرِّسَالَةَ
Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya نَحْنُ
1. Fi’il Madhi
Tashrif Fi'il Madhi
كَتَبَ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ
كَتَبَا: Fa’ilnya adalah alif
كَتَبُوا: Fa’ilnya adalah wawu
كتَبَتْ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هِيَ
كَتَبَتَا: Fa’ilnya adalah alif
كَتَبْنَ: Fa’ilnya adalah nun
كَتَبْتَ: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْتُمَا: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْتُمْ: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْتِ: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْتُمَا: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْتُنَّ: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْتُ: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْنَا: Fa’ilnya adalah نَا
Contoh:
مُحَمَّدٌ كَتَبَ الدَّرسَ
Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ
الْمُسْلِمُوْنَ فَهِمُوْا الدَّرْسَ
Fa’il dari kalimat ini adalah wawu
جَلَسْتُ عَلَى الْكُرْسِيِّ
Fa’il dari kalimat ini adalah ta’



Tidak ada komentar:

Posting Komentar